Senin, 12 Juni 2017

Proposal project keluar

Project Luar Kelas
CBDC – TFI
Character Building Agama
KEGIATAN VOLUNTEER DI PANTI JOMPO
                                               




Sikap Peduli dan Hormat Kaum Muda Kepada Lansia dengan Pelayanan dan Pendampingan


Identitas Kelompok

Nim
Nama
Jabatan (ketua, sekertaris, anggota)
1901478484
Julius Tjandra
Ketua
1901478420
Kevin Hendra Saputra
Sekretaris
1901469183
Sulung Sucahyo Ajie
Anggota
1901475564
Teguh Wibowo
Anggota
1901477670
Jeremy Nicholas
Anggota
1901466761
Joshua Benaya
Anggota



Kelas
LM21






BINUS UNIVERSITY
2017




HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL/LAPORAN AKHIR

Project Luar Kelas Character Building Agama


1.
Judul Project
:
Sikap Peduli dan Hormat Kaum Muda Kepada Lansiadengan Pelayanan dan Pendampingan

2
Lokasi Project
:

 Jl. Pahlawan No.4, RT.1/RW.13, Rempoa, Ciputat Tim., Kota Tangerang Selatan
3
Kelompok target kegiatan
:
Panti Jompo Santa Melania
4.
Nama Anggota Kelompok



1.
:
Julius Tjandra

2.
:
Kevin Hendra Saputra

3
:
Sulung Sucahyo Ajie

4.
5.
6.
:
:
:
Teguh Wibowo
Jeremy Nicholas
Joshua Benaya
5
Mata Kuliah
:
Character Building Agama
6
Kelas
:
LM21
7.
Dosen
:
Sukron Ma'mun




   














Daftar Isi

Lembar Pengesahan ………………………………………………………………. 2
Daftar isi .................................................................................................................... 3
Bab I: Pendahuluan
I.I Latar Belakang ....................................................................................................... 4
I.II Rumusan Masalah ................................................................................................. 5
I.III Rencana Kegiatan  ………………………………………………………..……. 5
Bab II: Metode Kegiatan
II.I Metode Sharing ……………………………………………………………........ 6
II.II Metode Pelayanan ……………………………………………………………... 6
Bab III: Konsep
III.I Konsep Berbagi Kasih Menurut Kristen.............................................................. 7
III.II Beberapa Konsep Menurut Agama Katholik ..................................................... 8
III.III Konsep Berbagi Kasih Menurut Agama Islam .............................................. 8-9
III.IV Konsep Cinta Menurut Agama Buddha.............. ......................................... 9-10
III.V Konsep Berbagi Kasih Menurut Konghucu.......... ............................................ 10
III.VI Konsep Berbagi Kasih Menurut Hindu.............. ............................................. 11
III.VII Penyebab Kurangnya Rasa Kepedulian Kaum Muda Terhadap Lansia......... 12
Referensi ……………………………………………………………………………12












BAB I: Pendahuluan

I.I LATAR BELAKANG
Panti jompo adalah sebuah rumah atau tempat penampungan untuk manula. Sebuah sarana dimana para lansia beraktivitas dan melakukan kegiatan yang dibutuhkan untuk seorang lansia.
Pada jaman ini, masyarakat telah memasuki era moderenisasi sehingga terjadi timbulnya perubahan-perubahan pola pikir dan sikap masyarakat. Salah satu dampak negatif moderenisasi adalah tumbuhnya sikap individualistik. Sikap ini menyebabkan masyarakat merasa tidak membutuhkan orang lain dalam beraktifitas, sedangkan manusia diciptakan sebagai makhluk sosial.
Makin kurangnya kepedulian masyarakat terhadap masalah-masalah sosial, terutama generasi muda sekarang ini yang bisa dikatakan kurang peduli terhadap permasalahan sosial dimasyarakat khususnya kurang perhatiannya terhadap masyarakat lansia. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan masih banyaknya lansia-lansia yang di rawat di Panti Jompo. Para lansia yang berada di Panti Jompo tersebut ada yang masih memiliki sanak saudara, dan ada juga yang tidak memliki sanak saudara.
Secara umum, seorang anak akan memasukkan orang tuanya kedalam Panti Jompo dikarenakan tidak ada waktu untuk merawat orang tua mereka yang sudah lanjut usia. Seorang anak juga akan disibukan dengan pekerjaan dan kesibukan mereka masing-masing, maka dari itu mereka tidak bisa merawat dengan baik orang tuanya yang sudah lanjut usia, bahkan jika orang tua nya sedang sakit. Alasan tersebut tidak dapat dibenarkan karena kita sebagai anak atau generasi muda harusnya memiliki rasa cinta kasih, peduli dan tanggung jawab yang tinggi terhadap lingkungan masyarakat sekitar terutama kepada para lansia di Panti Jompo.
Oleh karena itu, kami mengadakan kunjungan ke Panti Jompo. Kunjungan ini kami adakan karena kami ingin mengembangkan rasa peduli kami sebagai kaum muda khususnya kepada para jompo dengan berbagi rasa cinta kasih dan kebersamaan sehingga kami dapat menghibur para jompo di Panti Jompo.


I.II RUMUSAN MASALAH
          Agar lebih terarah pada saat melakukan sosialisasi kegiatan volunteer di Panti Jompo, maka obyek penelitian difokuskan pada perumusan masalahan sebagai berikut :
1.      Bagaimana mengembangkan rasa kepedulian terhadap para lansia di Panti Jompo?
2.      Apa penyebab kurangnya tingkat kepedulian seorang anak terhadap para orang tua yang sudah lanjut usia?
3.      Bagaimana kaum muda membangun rasa cinta kasih dan tanggung jawab terhadap lingkungan masyarakat sekitar terutama kepada para lansia di Panti Jompo?
4.      Bagaimana kehidupan dan aktivitas para lansia di Panti Jompo?
I.III RENCANA KEGIATAN

Hari/ Tanggal
Jam
Kegiatan
31 Maret 2017
14.00-15.00
Sesi Survey bersama pengurus panti
1 April 2017
09.00-11.30
Sesi Sharing bersama dan mengadakan acara bersama perkumpulan alumni universitas dari USA
11 Mei 2017
09.00-11.30
Sesi Sharing dan mengikuti acara bersama lingkungan Gereja dari Villa Melati Mas BSD
13 Mei 2017
09.00-11.30
Sesi Sharing bersama STIKes Pamulang tentang penyakit penuaan













Bab II: Metode Kegiatan

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi
II. I METODE Sharing
          Metode pertama yang kami ambil adalah metode sharing, jadi kami akan melaksanakan kegiatan sharing dengan para jompo di Dinas Sosial Rumah Perlindungan Lanjut Usia . Dengan metode ini, kami akan mendengarkan para jompo untuk bercerita, bertukar pikir, atau berdiskusi. Kami juga akan memberikan masukan-masukan atau penyemangat kepada para jompo. Di dalam metode sharing ini, yang terpenting adalah kami mempersiapkan diri untuk mendengarkan segala keluh kesah dari para jompo. Dan kami juga akan menghibur para jompo supaya mereka tidak merasa tertekan atau kesepian.

II.II METODE Pelayanan
          Metode ketuda yang kami ambil adalah metode pelayanan, jadi kami akan melayani para Jompo di Dinas Sosial Rumah Perlindungan Lanjut Usia. Dengan metode ini, para jompo akan merasa diperhatikan dan dipedulikan, sehingga mereka tidak merasa sendiri dan tertekan. Kami akan membantu kegiatan/aktivitas yang mereka lakukan nantinya. Dan kami juga akan membantu membereskan tempat Panti Jompo.













BAB III: Konsep

III.I BEBERAPA KONSEP MENURUT AGAMA KRISTEN
Cinta adalah kasih antara sesama dimana kita diajarkan untuk mencintai sesama tanpa membedakan agama, ras, latar belakang. Dan saling menghargai satu sama lain.
Perintah Tuhan kepada umat manusia :
-. “ Kasihilah Tuhan, Allahmu , dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. 
Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia   seperti dirimu sendiri.  Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." (Markus 12:30-31)
-. Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. 
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi ia bersukacita karena kebenaran. 
Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. (I Korintus 13:4-7)
-.Tetatapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu (Matius 5:44)




III.II KONSEP CINTA KASIH MENURUT AGAMA KATHOLIK
Cinta kasih menghadap kinerja yang luas dan Gereja berhasrat untuk memberi andilnya dengan ajaran sosialnya, yang berkenaan dengan seluruh pribadi-Nya yang ditujukan kepada semua orang.
Gereja, tanda dalam sejarah tentang cinta kasih Allah kepada umat manusia dan tentang panggilan seluruh bangsa manusia untuk bersatu sebagai anak-anak dari Bapa yang satu,21 bermaksud dengan dokumen tentang ajaran sosialnya untuk menyajikan kepada manusia sebuah humanisme yang memenuhi standar-standar rencana cinta kasih Allah di dalam sejarah, sebuah humanisme yang terpadu dan solider yang mampu menciptakan sebuah tatanan sosial, ekonomi dan politik yang baru yang dilandaskan pada martabat dan kemerdekaan setiap pribadi manusia, agar menghasilkan perdamaian, keadilan serta kesetiakawanan. Humanisme ini bisa menjadi suatu kenyataan apabila masing-masing orang beserta masyarakatnya mampu membudayakan kebajikan-kebajikan moral serta sosial di dalam diri mereka sendiri dan menyebarkannya di tengah masyarakat. “Dengan demikian, berkat bantuan rahmat ilahi yang memang diperlukan akan bangkitlah satu generasi manusia baru yang membangun kemanusiaan yang baru pula”.

III.III KONSEP BERBAGI KASIH MENURUT AGAMA ISLAM
Al-Qur'an menekankan bahwa ketakwaaan bukan dinilai hanya dengan kesalehan ritual semata melainkan dalam bentuk amal saleh dan kasih sayang. Al-Qur'an menjelaskan bahwa parameter suatu keyakinan dan ibadah yang benar adalah dapat mewujudkan hidup yang penuh kebaikan dan kasih sayang. Berikut adalah surat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan betapa pentingnya berbuat kebaikan dan berbagi kasih terhadap sesame makhluk hidup.
"Bukanlah kebaikan bahwa kamu menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat, tetapi yang sebenarnya kebaikan ialah yang beriman kepada Allah swt. dan Hari Kemudian dan malaikat-malaikat dan Kitab dan nabi-nabi, dan memberikan harta atas kecintaan kepada-Nya, kepada kaum kerabat, dan anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, dan orang musafir, dan mereka yang meminta sedekah dan untuk memerdekakan hamba sahaya; dan orang-orang yang mendirikan shalat dan membayar zakat; dan orang-orang yang menepati janji mereka bila mereka berjanji, dan mereka yang sabar dalam kesusahan  dan kesengsaraan, dan tabah dalam masa perang; merekalah orang-orang yang benar dan merekalah orang-orang yang bertakwa”. (Q.S. 2:178)
Dalam berbagi kita harus melakukannya dengan ikhlas, namun pergeseran paradigma moral saat ini telah membawa keindahan lain yang sifatnya semu, yaitu keindahan dalam mengambil atau menerima bukan untuk memberi. Bahkan, di lain pihak banyak individu saat ini justru mau berbagi dan memberi dengan tujuan demi untuk mendongkrak popularitas diri. Dengan berbagi dirinya menjadi terkenal. Tujuannya bukan karena Allah swt. (ikhlas), tetapi ingin dipuji oleh orang alias ria.
Berbagi bukanlah merupakan bungkus yang tampak dari luar saja, melainkan sesuatu yang berasal dari dalam. Itulah sebabnya ketika seorang berbagi dengan orang lain sebaiknya tidak diketahui oleh orang lain. Cukup diketahui oleh orang yang menerima perhatian dan kasih kita serta Sang Khalik yang melihat hati yang tulus untuk berbagi. Terkadang dalam berbagi, iblis berusaha untuk mencari peluang mencuri kerendahan hati kita dengan memberi kepuasan semu yang menjadi kesombongan diri. Berbagi yang dilandasi ketulusan hati akan membawa perubahan yang drastis bagi kedua belah pihak dan komunitas yang ada di sekitarnya.
Berbagi kasih memberikan hikmah yang tak terkira, berikut adalah hikmah dalam berbagi:
·               Bebagi itu Mulia
Ketika kita berbagi kita akan mulia dihadapan Allah karena menolong sesama. Kemudia kita juga mulia dihadapan manusia karena kita mau untuk berbagi kepada mereka . Berbagi tidak hanya materi tapi berbagi bisa.

·               Berbagi adalah bersyukur
Ketika kita punya potensi diri kemudian kita bisa untuk bermanfaat untuk orang lain itulah menunjukan kita mampu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan kepada kita. Misalnya saya punya potensi diri untuk memberikan training motivasi. Maka insya Allah dengan saya mengisi training adalah cara saya mensyukuri nikmat Allah. Begitu pula kalau anda punya banyak harta dengan berbagi fakir dan miskin itulah bukti anda mampu bersyukur.
·               Berbagi itu Amanah
Setiap harta yang kita miliki ada titipan Allah yang harus kita berikan kepada sesama manusia. Ingatlah sobat harta dan potensi diri akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah.
·               Berbagi itu Prestasi
Seberapa kita mampu untuk berkorban untuk barbagi itu menunjukan prestasi kita dihadapan Allah.
·               Berbagi itu Investasi
Ketika memberi maka itulah amal jariah yang menjadi investasi kita dan akan kita terima nanti diakhirat.
III.IV KONSEP CINTA MENURUT AGAMA BUDDHA
Dalam agama Buddha Cinta diartikan bukan terbatas hanya pada orang-orang tertentu saja tetapi cinta yang benar-benar “Cinta”, Cinta yang universal. Cinta kasih yang tidak terbatas kepada semua makhluk.
Pembahasan konsep cinta yang ideal dalam Buddha Sāsana berhubungan dengan pencapaian tujuan akhir dari umat Buddha, yaitu Pembebasan dari dukkha (ketidakpuasan). Mettā merupakan bagian pertama dari Kediaman Luhur atau Brahma Vihāra, juga merupakan yang pertama dari Lima sifat mulia / Pañca Dhamma, serta Mettā juga merupakan salah satu dari Ārakkha Kammaṭṭhāna (Meditasi Pelindung). Mettā / Cinta kasih yang bersifat universal, tidak terbatas serta tanpa pamrih. Mettā sebagai landasan untuk mencapai pembebasan selalu ditekankan oleh Sang Tathāgata. Di dalam berbagai kesempatan Sang Bhagavā mengajarkan pada para siswanya agar selalu mengembangkan mettā dalam kehidupan sehari-hari. Seperti apa yang dijelaskan oleh Sang Tathāgata dalam Mettā Bhāvanāsutta; Itivuttaka. Sang Bhagavā mengatakan pada para bhikkhu sebagai berikut: ”Para bhikkhu, apapun jenis, apapun alasan untuk berbuat tindakan berjasa, semuanya tidak dapat menyamai seperenambelas bagian dari pembebasan pikiran lewat mettā. Pembebasan batin lewat mettā melebihi mereka, lebih cemerlang, gemerlap serta bercahaya ... (diibaratkan rembulan purnama yang bercahaya lebih terang jika dibandingkan dengan cahaya bintang yang redup )”. Begitulah kekuatan dari mettā yang melebihi mereka dari perbuatan berjasa, yang tidak hanya lebih dari seperenambelas dari nilai akan Mettā.

III.V BEBERAPA KONSEP BERBAGI KASIH MENURUT AGAMA KONGHUCU
Menurut Konfusius manusia yang bermartabat adalah manusia yang memiliki 'Ren' atau Cinta Kasih. Konsep 'Ren' merupakan pusat kualitas moral manusia intisari dari cinta terhadap sesama, perikemanusiaan, hati nurani, keadilan, dan kasih sayang. Aksara China untuk Ren ( ) dibentuk dari kata Ren (  manusia ) dan kata Er ( = dua ) yang artinya hubungan antara dua manusia atau hubungan manusia dengan manusia berdasarkan kemanusiaan yang sama atau perikemanusiaan atau cinta kasih. Dalam Konfusianisme "Ren' adalah idealisme moral tertinggi yang melandasi etika moral lain yang ingin dicapai yaitu Kebenaran ( Yi ), Kesusilaan ( Li ), Bijaksana ( Zi ), dan Dapat Dipercaya ( Xin ).
Ketika Fan Chi ( murid Konfusius ) bertanya tentang 'Ren' , Konfusius menjawab," Cintailah manusia". "Seorang yang memiliki Ren ingin dapat tegak, maka berusaha agar orang lainpun tegak: ia ingin maju, maka berusaha agar orang lainpun maju.". Juga yang diri sendiri tidak inginkan hendaklah jangan diberikan kepada orang lain. Kepada Zi Zhang, Konfusius berkata, "Ren adalah kesanggupan untuk mencapai lima hal didunia, yaitu hormat, lapang hati, dapat dipercaya, cekatan, murah hati".




III.VI BEBERAPA KONSEP BERBAGI KASIH MENURUT AGAMA HINDU
Cinta kasih bukanlah sekedar penghias bibir atau buah bibir yang berbunga-bunga, akan tetapi sebuah realita yang tulus lascarya tanpa pamrih. Sesungguhnya bagi siapa saja yang telah mencapai tahap ini dapat dipastikan kehidupannya semakin tenteram, tenang, damai dan bahagia. Cinta kasih yang tulus lascarya memberikan dampak yang sangat fundamental dalam memberikan arti dan makna kehidupan ini dan kehidupan yang akan datang. Dimensi waktu yang lampau, yang sekarang dan yang akan datang merupakan perputaran cakra kehidupan yang harus dilalui dengan semangat cinta kasih nan kunjung padam kepada semua ciptaan Sanghyang Widhi Wasa.

Dalam Brhadaranyaka Upanisad I. 4. 10. dinyatakan : “Aham Brahman Asmi” yang artinya Aku adalah Brahman/Tuhan. Sedangkan dalam Chandogya Upanisad III. 14. 3. dinyatakan : “Sarwam khalu idam Brahman” yang artinya semua ini adalah Brahman/Tuhan.

Dengan demikian tidak ada satupun di dunia ini yang lepas dari Dia. Menyadari bahwa asal dan tujuan kembalinya semua yang ada di dunia ini adalah sama, maka tidak ada satupun di dunia ini yang memiliki kekuatan hukum yang abadi, kecuali Tuhan. Yang berbeda hanyalah jasad materi yang sewaktu-waktu bisa berubah atau tidak kekal. Lalu apa yang harus dibangga-banggakan yang mengarah pada rusaknya perdamaian, kerukunan, ketenteraman, ketenangan, kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia di dunia ini? Sejatinya kebanggaan sebagai umat manusia yang religius, karena berbudi luhur dan prestasi. Mengekspresikan kebanggaan hendaknya dengan arif dan bijaksana serta menampilkan simpati. Hal ini hendaknya menjadi renungan bagi tumbuhnya spiritualitas, moralitas dalam rangka meningkatkan sraddha kepada Sanghyang Widhi Wasa. Percaya kepada Tuhan sudah termasuk di dalamnya cinta kasih pada sesama manusia dan cinta kasih kepada alam lingkungan.
II.VII PENYEBAB KURANGNYA RASA KEPEDULIAN KAUM MUDA TERHADAP LANSIA
          Banyak sekali kaum muda dijaman sekarang yang sudah tidak peduli lagi terhadap lansia. Tingkat kepedulain mereka yang semakin hari semakin menurun membuat kaum lansia menjadi semakin resah. Hal itu dikarenakan karena :
1.      Pengaruh teknologi dan media sosial
2.      Tidak memahami keadaan orang lain
3.      Mementingkan kepentingan diri sendiri
4.      Sibuk dengan pekerjaan dan aktifitas masing-masing
Faktor-faktor tersebut ternyata menyebabkan kaum muda menjadi acuh terhadap kaum lansia pada jaman sekarang ini.
Referensi

Tim pengembang Ilmu pendidikan FIP – UPI. “Ilmu dan Aplikasi pendidikan”. 2007, PT Imperial Bhakti Utama
Antonius Atosokhi Gea S.Th. MM, Antonina Panca Yuni Wulandari S.Sos., Drs. Yohanes Babari . “Relasi dengan Sesama”. 2005 . PT Gramedia, Jakarta