Project Luar
Kelas
CBDC – TFI
Character Building Agama
KEGIATAN VOLUNTEER DI PANTI JOMPO
Sikap Peduli dan Hormat Kaum Muda
Kepada Lansia dengan Pelayanan dan Pendampingan
Identitas Kelompok
Nim
|
Nama
|
Jabatan (ketua,
sekertaris, anggota)
|
1901478484
|
Julius Tjandra
|
Ketua
|
1901478420
|
Kevin Hendra Saputra
|
Sekretaris
|
1901469183
|
Sulung Sucahyo Ajie
|
Anggota
|
1901475564
|
Teguh Wibowo
|
Anggota
|
1901477670
|
Jeremy Nicholas
|
Anggota
|
1901466761
|
Joshua Benaya
|
Anggota
|
Kelas
|
LM21
|
BINUS UNIVERSITY
2017
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL/LAPORAN
AKHIR
Project Luar Kelas Character Building Agama
1.
|
Judul Project
|
:
|
Sikap
Peduli dan Hormat Kaum Muda Kepada Lansiadengan Pelayanan dan Pendampingan
|
2
|
Lokasi
Project
|
:
|
Jl. Pahlawan No.4, RT.1/RW.13,
Rempoa, Ciputat Tim., Kota Tangerang Selatan
|
3
|
Kelompok
target kegiatan
|
:
|
Panti Jompo Santa Melania
|
4.
|
Nama
Anggota Kelompok
|
|
|
|
1.
|
:
|
Julius Tjandra
|
|
2.
|
:
|
Kevin
Hendra Saputra
|
|
3
|
:
|
Sulung
Sucahyo Ajie
|
|
4.
5.
6.
|
:
:
:
|
Teguh Wibowo
Jeremy Nicholas
Joshua Benaya
|
5
|
Mata
Kuliah
|
:
|
Character
Building Agama
|
6
|
Kelas
|
:
|
LM21
|
7.
|
Dosen
|
:
|
Sukron Ma'mun
|
Daftar Isi
Lembar Pengesahan
………………………………………………………………. 2
Daftar isi ....................................................................................................................
3
Bab I: Pendahuluan
I.I Latar Belakang
.......................................................................................................
4
I.II Rumusan Masalah
................................................................................................. 5
I.III
Rencana Kegiatan ………………………………………………………..……. 5
Bab II: Metode Kegiatan
II.I Metode Sharing ……………………………………………………………........ 6
II.II
Metode Pelayanan
……………………………………………………………... 6
Bab III: Konsep
III.I Konsep Berbagi
Kasih Menurut Kristen.............................................................. 7
III.II Beberapa Konsep Menurut Agama Katholik
..................................................... 8
III.III Konsep Berbagi Kasih Menurut Agama Islam .............................................. 8-9
III.IV Konsep Cinta Menurut Agama Buddha..............
......................................... 9-10
III.V Konsep Berbagi Kasih Menurut Konghucu..........
............................................ 10
III.VI Konsep Berbagi Kasih Menurut Hindu..............
............................................. 11
III.VII Penyebab Kurangnya Rasa Kepedulian Kaum Muda
Terhadap Lansia......... 12
Referensi ……………………………………………………………………………12
BAB I: Pendahuluan
I.I LATAR BELAKANG
Panti
jompo adalah sebuah rumah atau tempat penampungan untuk manula. Sebuah sarana dimana para lansia beraktivitas dan melakukan kegiatan
yang dibutuhkan untuk seorang lansia.
Pada
jaman ini, masyarakat telah memasuki era moderenisasi sehingga terjadi timbulnya
perubahan-perubahan pola pikir dan sikap masyarakat. Salah satu dampak negatif
moderenisasi adalah tumbuhnya sikap individualistik. Sikap ini menyebabkan
masyarakat merasa tidak membutuhkan orang lain dalam beraktifitas, sedangkan manusia
diciptakan sebagai makhluk sosial.
Makin kurangnya kepedulian masyarakat terhadap masalah-masalah sosial,
terutama generasi muda sekarang ini yang bisa dikatakan kurang peduli terhadap
permasalahan sosial dimasyarakat khususnya kurang perhatiannya terhadap
masyarakat lansia. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan
masih banyaknya lansia-lansia yang di rawat di Panti Jompo. Para lansia
yang berada di Panti Jompo tersebut
ada yang masih memiliki sanak saudara, dan ada juga yang tidak
memliki sanak saudara.
Secara
umum, seorang anak akan memasukkan orang tuanya kedalam Panti Jompo dikarenakan
tidak ada waktu untuk merawat orang tua mereka yang sudah lanjut usia. Seorang anak juga akan disibukan dengan pekerjaan dan
kesibukan mereka masing-masing, maka dari itu mereka tidak bisa merawat dengan
baik orang tuanya yang sudah lanjut usia, bahkan jika orang tua nya sedang
sakit. Alasan tersebut tidak dapat dibenarkan karena
kita sebagai anak atau generasi muda harusnya memiliki rasa cinta kasih, peduli dan
tanggung jawab yang tinggi terhadap lingkungan
masyarakat sekitar terutama kepada para lansia di Panti Jompo.
Oleh karena itu, kami mengadakan kunjungan ke Panti Jompo.
Kunjungan ini kami adakan karena kami ingin mengembangkan rasa
peduli kami sebagai kaum muda khususnya kepada para jompo
dengan berbagi rasa cinta kasih dan kebersamaan sehingga
kami dapat menghibur para jompo di Panti Jompo.
I.II RUMUSAN MASALAH
Agar lebih terarah pada saat melakukan
sosialisasi kegiatan volunteer di Panti Jompo, maka obyek penelitian difokuskan
pada perumusan masalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana mengembangkan rasa kepedulian terhadap para
lansia di Panti Jompo?
2. Apa penyebab kurangnya tingkat kepedulian seorang
anak terhadap para orang tua yang sudah lanjut usia?
3. Bagaimana kaum muda membangun rasa cinta kasih
dan tanggung jawab terhadap lingkungan masyarakat sekitar terutama kepada para
lansia di Panti Jompo?
4. Bagaimana kehidupan dan aktivitas para
lansia di Panti Jompo?
I.III RENCANA KEGIATAN
Hari/ Tanggal
|
Jam
|
Kegiatan
|
31 Maret 2017
|
14.00-15.00
|
Sesi Survey bersama pengurus panti
|
1 April 2017
|
09.00-11.30
|
Sesi Sharing bersama dan mengadakan acara bersama
perkumpulan alumni universitas dari USA
|
11 Mei 2017
|
09.00-11.30
|
Sesi Sharing
dan mengikuti acara bersama lingkungan Gereja dari Villa Melati Mas BSD
|
13 Mei 2017
|
09.00-11.30
|
Sesi Sharing
bersama STIKes Pamulang tentang penyakit penuaan
|
Bab II: Metode Kegiatan
Metode
yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi
II. I METODE
Sharing
Metode pertama yang kami ambil adalah metode sharing,
jadi kami akan melaksanakan kegiatan sharing dengan para jompo di Dinas
Sosial Rumah Perlindungan Lanjut Usia .
Dengan metode ini, kami akan mendengarkan para jompo untuk bercerita, bertukar
pikir, atau berdiskusi. Kami juga akan memberikan masukan-masukan atau
penyemangat kepada para jompo. Di dalam metode sharing ini, yang terpenting
adalah kami mempersiapkan diri untuk mendengarkan segala keluh kesah dari para
jompo. Dan kami juga akan menghibur para jompo supaya mereka tidak merasa
tertekan atau kesepian.
II.II METODE Pelayanan
Metode
ketuda yang kami ambil adalah metode pelayanan, jadi kami akan melayani para
Jompo di Dinas Sosial Rumah Perlindungan Lanjut Usia. Dengan metode ini, para
jompo akan merasa diperhatikan dan dipedulikan, sehingga mereka tidak merasa
sendiri dan tertekan. Kami akan membantu kegiatan/aktivitas yang mereka lakukan
nantinya. Dan kami juga akan membantu membereskan tempat Panti Jompo.
BAB III: Konsep
III.I BEBERAPA KONSEP MENURUT AGAMA KRISTEN
Cinta adalah kasih antara sesama dimana kita diajarkan
untuk mencintai sesama tanpa membedakan agama, ras, latar belakang. Dan saling
menghargai satu sama lain.
Perintah Tuhan kepada umat manusia :
-. “ Kasihilah Tuhan, Allahmu , dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap
kekuatanmu.
Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama
dari pada kedua hukum ini." (Markus 12:30-31)
-. Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak
cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari
keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang
lain.
Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi ia
bersukacita karena kebenaran.
Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu,
mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
(I Korintus 13:4-7)
-.Tetatapi Aku berkata kepadamu:
Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu (Matius 5:44)
III.II KONSEP CINTA KASIH MENURUT
AGAMA KATHOLIK
Cinta kasih menghadap kinerja yang luas dan Gereja berhasrat untuk
memberi andilnya dengan ajaran sosialnya, yang berkenaan dengan seluruh pribadi-Nya yang
ditujukan kepada semua orang.
Gereja, tanda dalam sejarah tentang cinta
kasih Allah kepada umat manusia dan tentang panggilan seluruh bangsa manusia
untuk bersatu sebagai anak-anak dari Bapa yang satu,21 bermaksud dengan dokumen tentang ajaran
sosialnya untuk menyajikan kepada manusia sebuah humanisme yang memenuhi
standar-standar rencana cinta kasih Allah di dalam sejarah, sebuah humanisme
yang terpadu dan solider yang mampu menciptakan sebuah tatanan sosial, ekonomi dan politik yang baru yang
dilandaskan pada martabat dan kemerdekaan
setiap pribadi manusia, agar menghasilkan perdamaian, keadilan serta
kesetiakawanan. Humanisme ini bisa menjadi suatu kenyataan apabila masing-masing orang beserta masyarakatnya
mampu membudayakan
kebajikan-kebajikan moral serta sosial di dalam diri mereka sendiri dan menyebarkannya di tengah masyarakat. “Dengan demikian, berkat bantuan rahmat
ilahi yang memang diperlukan akan bangkitlah
satu generasi manusia baru yang membangun kemanusiaan yang baru pula”.
III.III KONSEP BERBAGI KASIH MENURUT AGAMA
ISLAM
Al-Qur'an
menekankan bahwa ketakwaaan bukan dinilai hanya dengan
kesalehan ritual semata melainkan dalam bentuk amal saleh dan kasih
sayang. Al-Qur'an menjelaskan bahwa parameter suatu keyakinan dan ibadah yang
benar adalah dapat mewujudkan hidup yang penuh kebaikan dan kasih sayang.
Berikut adalah surat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan betapa pentingnya berbuat
kebaikan dan berbagi kasih terhadap sesame makhluk hidup.
"Bukanlah
kebaikan bahwa kamu menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat, tetapi yang
sebenarnya kebaikan ialah yang beriman kepada Allah swt. dan Hari Kemudian dan
malaikat-malaikat dan Kitab dan nabi-nabi, dan memberikan harta atas kecintaan
kepada-Nya, kepada kaum kerabat, dan anak-anak yatim, dan orang-orang miskin,
dan orang musafir, dan mereka yang meminta sedekah dan untuk memerdekakan hamba
sahaya; dan orang-orang yang mendirikan shalat dan membayar zakat; dan
orang-orang yang menepati janji mereka bila mereka berjanji, dan mereka yang
sabar dalam kesusahan dan kesengsaraan,
dan tabah dalam masa perang; merekalah orang-orang yang benar dan merekalah
orang-orang yang bertakwa”. (Q.S. 2:178)
Dalam
berbagi kita harus melakukannya dengan ikhlas, namun pergeseran paradigma moral
saat ini telah membawa keindahan lain yang sifatnya semu, yaitu keindahan dalam
mengambil atau menerima bukan untuk memberi. Bahkan, di lain pihak banyak
individu saat ini justru mau berbagi dan memberi dengan tujuan demi untuk mendongkrak
popularitas diri. Dengan berbagi dirinya menjadi terkenal. Tujuannya bukan
karena Allah swt. (ikhlas), tetapi ingin dipuji oleh orang alias ria.
Berbagi
bukanlah merupakan bungkus yang tampak dari luar saja, melainkan sesuatu yang
berasal dari dalam. Itulah sebabnya ketika seorang berbagi dengan orang lain
sebaiknya tidak diketahui oleh orang lain. Cukup diketahui oleh orang yang
menerima perhatian dan kasih kita serta Sang Khalik yang melihat hati yang
tulus untuk berbagi. Terkadang dalam berbagi, iblis berusaha untuk mencari
peluang mencuri kerendahan hati kita dengan memberi kepuasan semu yang menjadi
kesombongan diri. Berbagi yang dilandasi ketulusan hati akan membawa perubahan
yang drastis bagi kedua belah pihak dan komunitas yang ada di sekitarnya.
Berbagi kasih
memberikan hikmah yang tak terkira, berikut adalah hikmah dalam berbagi:
·
Bebagi
itu Mulia
Ketika kita berbagi kita akan
mulia dihadapan Allah karena menolong sesama. Kemudia kita juga mulia dihadapan
manusia karena kita mau untuk berbagi kepada mereka . Berbagi tidak hanya
materi tapi berbagi bisa.
·
Berbagi
adalah bersyukur
Ketika kita punya potensi diri
kemudian kita bisa untuk bermanfaat untuk orang lain itulah menunjukan kita
mampu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan kepada kita. Misalnya saya punya
potensi diri untuk memberikan training motivasi. Maka insya Allah dengan saya
mengisi training adalah cara saya mensyukuri nikmat Allah. Begitu pula kalau
anda punya banyak harta dengan berbagi fakir dan miskin itulah bukti anda mampu
bersyukur.
·
Berbagi
itu Amanah
Setiap harta yang kita miliki ada titipan Allah yang harus kita
berikan kepada sesama manusia. Ingatlah sobat harta dan potensi diri akan
dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah.
Seberapa kita mampu untuk berkorban untuk barbagi itu menunjukan
prestasi kita dihadapan Allah.
·
Berbagi itu Investasi
Ketika memberi
maka itulah amal jariah yang menjadi investasi kita dan akan kita terima nanti
diakhirat.
III.IV KONSEP
CINTA MENURUT AGAMA BUDDHA
Dalam agama Buddha Cinta diartikan bukan terbatas hanya pada
orang-orang tertentu saja tetapi cinta yang benar-benar “Cinta”, Cinta yang
universal. Cinta kasih yang tidak terbatas kepada semua makhluk.
Pembahasan konsep cinta yang ideal dalam Buddha Sāsana berhubungan
dengan pencapaian tujuan akhir dari umat Buddha, yaitu Pembebasan dari dukkha
(ketidakpuasan). Mettā merupakan bagian pertama dari Kediaman Luhur atau Brahma
Vihāra, juga merupakan yang pertama dari Lima sifat mulia / Pañca Dhamma, serta
Mettā juga merupakan salah satu dari Ārakkha Kammaṭṭhāna (Meditasi Pelindung).
Mettā / Cinta kasih yang bersifat universal, tidak terbatas serta tanpa pamrih.
Mettā sebagai landasan untuk mencapai pembebasan selalu ditekankan oleh Sang
Tathāgata. Di dalam berbagai kesempatan Sang Bhagavā mengajarkan pada para
siswanya agar selalu mengembangkan mettā dalam kehidupan sehari-hari. Seperti
apa yang dijelaskan oleh Sang Tathāgata dalam Mettā Bhāvanāsutta; Itivuttaka.
Sang Bhagavā mengatakan pada para bhikkhu sebagai berikut: ”Para bhikkhu,
apapun jenis, apapun alasan untuk berbuat tindakan berjasa, semuanya tidak
dapat menyamai seperenambelas bagian dari pembebasan pikiran lewat mettā.
Pembebasan batin lewat mettā melebihi mereka, lebih cemerlang, gemerlap serta
bercahaya ... (diibaratkan rembulan purnama yang bercahaya lebih terang jika
dibandingkan dengan cahaya bintang yang redup )”. Begitulah kekuatan dari mettā
yang melebihi mereka dari perbuatan berjasa, yang tidak hanya lebih dari
seperenambelas dari nilai akan Mettā.
III.V
BEBERAPA KONSEP BERBAGI
KASIH MENURUT AGAMA KONGHUCU
Menurut Konfusius manusia
yang bermartabat adalah manusia yang memiliki 'Ren' atau Cinta Kasih. Konsep
'Ren' merupakan pusat kualitas moral manusia intisari dari cinta terhadap
sesama, perikemanusiaan, hati nurani, keadilan, dan kasih sayang. Aksara China untuk
Ren ( 仁 ) dibentuk dari kata Ren ( 人 = 肕 manusia ) dan kata Er ( 二 = dua ) yang artinya hubungan antara dua manusia atau hubungan
manusia dengan manusia berdasarkan kemanusiaan yang sama atau perikemanusiaan
atau cinta kasih. Dalam Konfusianisme "Ren' adalah idealisme moral
tertinggi yang melandasi etika moral lain yang ingin dicapai yaitu Kebenaran (
Yi ), Kesusilaan ( Li ), Bijaksana ( Zi ), dan Dapat Dipercaya ( Xin ).
Ketika Fan Chi ( murid
Konfusius ) bertanya tentang 'Ren' , Konfusius menjawab," Cintailah
manusia". "Seorang yang memiliki Ren ingin dapat tegak, maka berusaha
agar orang lainpun tegak: ia ingin maju, maka berusaha agar orang lainpun
maju.". Juga yang diri sendiri tidak inginkan hendaklah jangan diberikan
kepada orang lain. Kepada Zi Zhang, Konfusius berkata, "Ren adalah
kesanggupan untuk mencapai lima hal didunia, yaitu hormat, lapang hati, dapat
dipercaya, cekatan, murah hati".
III.VI
BEBERAPA KONSEP BERBAGI
KASIH MENURUT AGAMA HINDU
Cinta kasih bukanlah sekedar penghias bibir atau buah bibir yang
berbunga-bunga, akan tetapi sebuah realita yang tulus lascarya tanpa pamrih. Sesungguhnya bagi siapa saja yang telah mencapai tahap ini dapat
dipastikan kehidupannya semakin tenteram, tenang, damai dan bahagia. Cinta
kasih yang tulus lascarya memberikan dampak yang sangat fundamental dalam
memberikan arti dan makna kehidupan ini dan kehidupan yang akan datang. Dimensi
waktu yang lampau, yang sekarang dan yang akan datang merupakan perputaran cakra
kehidupan yang harus dilalui dengan semangat cinta kasih nan kunjung padam
kepada semua ciptaan Sanghyang Widhi Wasa.
Dalam Brhadaranyaka Upanisad I. 4. 10. dinyatakan : “Aham Brahman Asmi” yang artinya Aku adalah Brahman/Tuhan. Sedangkan dalam Chandogya Upanisad III. 14. 3. dinyatakan : “Sarwam khalu idam Brahman” yang artinya semua ini adalah Brahman/Tuhan.
Dengan demikian tidak ada satupun di dunia ini yang lepas dari Dia. Menyadari bahwa asal dan tujuan kembalinya semua yang ada di dunia ini adalah sama, maka tidak ada satupun di dunia ini yang memiliki kekuatan hukum yang abadi, kecuali Tuhan. Yang berbeda hanyalah jasad materi yang sewaktu-waktu bisa berubah atau tidak kekal. Lalu apa yang harus dibangga-banggakan yang mengarah pada rusaknya perdamaian, kerukunan, ketenteraman, ketenangan, kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia di dunia ini? Sejatinya kebanggaan sebagai umat manusia yang religius, karena berbudi luhur dan prestasi. Mengekspresikan kebanggaan hendaknya dengan arif dan bijaksana serta menampilkan simpati. Hal ini hendaknya menjadi renungan bagi tumbuhnya spiritualitas, moralitas dalam rangka meningkatkan sraddha kepada Sanghyang Widhi Wasa. Percaya kepada Tuhan sudah termasuk di dalamnya cinta kasih pada sesama manusia dan cinta kasih kepada alam lingkungan.
Dalam Brhadaranyaka Upanisad I. 4. 10. dinyatakan : “Aham Brahman Asmi” yang artinya Aku adalah Brahman/Tuhan. Sedangkan dalam Chandogya Upanisad III. 14. 3. dinyatakan : “Sarwam khalu idam Brahman” yang artinya semua ini adalah Brahman/Tuhan.
Dengan demikian tidak ada satupun di dunia ini yang lepas dari Dia. Menyadari bahwa asal dan tujuan kembalinya semua yang ada di dunia ini adalah sama, maka tidak ada satupun di dunia ini yang memiliki kekuatan hukum yang abadi, kecuali Tuhan. Yang berbeda hanyalah jasad materi yang sewaktu-waktu bisa berubah atau tidak kekal. Lalu apa yang harus dibangga-banggakan yang mengarah pada rusaknya perdamaian, kerukunan, ketenteraman, ketenangan, kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia di dunia ini? Sejatinya kebanggaan sebagai umat manusia yang religius, karena berbudi luhur dan prestasi. Mengekspresikan kebanggaan hendaknya dengan arif dan bijaksana serta menampilkan simpati. Hal ini hendaknya menjadi renungan bagi tumbuhnya spiritualitas, moralitas dalam rangka meningkatkan sraddha kepada Sanghyang Widhi Wasa. Percaya kepada Tuhan sudah termasuk di dalamnya cinta kasih pada sesama manusia dan cinta kasih kepada alam lingkungan.
II.VII PENYEBAB KURANGNYA RASA KEPEDULIAN KAUM MUDA TERHADAP
LANSIA
Banyak sekali kaum muda dijaman sekarang yang sudah tidak peduli lagi
terhadap lansia. Tingkat kepedulain mereka yang semakin hari semakin menurun
membuat kaum lansia menjadi semakin resah. Hal itu dikarenakan karena :
1.
Pengaruh teknologi dan media sosial
2.
Tidak memahami keadaan orang lain
3.
Mementingkan kepentingan diri sendiri
4.
Sibuk dengan pekerjaan dan aktifitas masing-masing
Faktor-faktor tersebut ternyata
menyebabkan kaum muda menjadi acuh terhadap kaum lansia pada jaman sekarang
ini.
Referensi
Tim pengembang
Ilmu pendidikan FIP – UPI. “Ilmu dan Aplikasi pendidikan”. 2007, PT Imperial
Bhakti Utama
Antonius Atosokhi Gea S.Th. MM, Antonina Panca Yuni Wulandari
S.Sos., Drs. Yohanes Babari . “Relasi dengan Sesama”. 2005 . PT Gramedia,
Jakarta